Salah Beli Saham, Harus Apa? Berikut Tips Investasi

Beberapa minggu lalu, seseorang berkeluh kepada penulis, “ Mas Farhan, portofolio saya belum pernah hijau, selalu merah. Sepertinya saya salah beli saham nih. Saya jadi stres tiap buka porto.” Penulis lantas bertanya, saham apa saja yang beliau pegang. Setelah beliau menjawab, penulis kaget bukan main. Beliau memegang saham-saham yang menurut penulis termasuk penny stocks atau saham gorengan. Beliau pegang diantaranya saham ISSP, FREN, TELE, HMSP, dan TLKM. Memang, ada beberapa saham bluechips yang beliau pegang. Akan tetapi, saham gorengan yang mendominasi portofolio beliau. Saham bluechips nya pun masih merugi karena beliau beli saat harganya masih mahal. Berikut tips investasi, yuk kita mulai!

Ketika penulis tanya apa alasan beliau beli saham tersebut? Apakah beliau memiliki analisis atau argumen? Beliau menjawab tidak. Beliau sama sekali ngga melakukan analisis apapun sebelum membeli saham-saham tersebut. Lalu kenapa beliau beli saham-saham tersebut? Beliau menjawab, kalau beliau dapat rekomendasi dari broker nya. Broker beliau memberi rekomendasi beli atas saham-saham tersebut, tetapi tidak memberikan rekomendasi jual. Alhasil, teman penulis ini menderita kerugian yang cukup besar karena termakan oleh rekomendasi dari si broker tadi.

Baca Juga: Pilih Mana, Jadi Investor atau Trader?

Penyebab Salah Beli Saham

Dari pengalaman teman penulis di atas, kita dapat mengetahui bahwa pelaku pasar modal kerap kali terjebak oleh bujuk rayu dari pialang saham atau broker. Sesuai kesepakatan, penulis tidak menyebut semua pelaku pasar saham sebagai investor. Sebab, di pasar modal ada trader dan spekulator. Teman penulis di atas termasuk golongan spekulator. Penulis kerap kali menemui orang-orang seperti itu di bursa saham. Mereka biasanya membeli saham karena termakan oleh saran atau rekomendasi dari orang lain.

Penulis saat ini tergabung dalam sebuah grup whatsapp dari sebuah sekuritas. Dari grup tersebut penulis melihat banyak orang-orang yang melakukan aksi beli-jual saham hanya berdasarkan opini satu atau dua orang saja. Hal tersebut hanya satu dari beberapa penyebab salah beli saham. Berdasarkan pengalaman penulis, penyebab salah beli paham ada tiga yaitu analisis yang salah, mengikuti keputusan orang lain, dan terpengaruh oleh rekomendasi.

Tiga Faktor Kesalahan

Yup, penulis menganggap tiga faktor tersebut yang menyebabkan salah beli saham. Walaupun, ada faktor lain yang turut menjadi penyebab kesalahan, tetapi secara umum tiga faktor tersebut yang kerap kali ditemui. Okay, penulis ulas satu per satu.

Investor atau trader kerap melakukan kesalahan dalam menganalisis saham. Kesalahan merupakan hal wajar yang dialami oleh setiap investor atau trader. Tak percaya? Warren Buffett pun pernah melakukan kesalahan investasi kok. Beliau menyebutkan bahwa pembelian saham Berkshire Hathaway merupakan keputusan monumental terbodoh yang pernah dia lakukan. Mengetahui bahwa Buffett pernah melakukan kesalahan, kita seharusnya mengakui kesalahan, introspeksi diri, dan memperbaiki kesalahan. Bukan terus menerus meratapi kegagalan, tetapi bangkit dari kesalahan.

Keputusan orang lain turut berpengaruh terhadap kesalahan pembelian saham. Fenomena tersebut biasanya terjadi kepada investor atau trader yang baru terjun di pasar saham. Investor atau trader baru tersebut mengikuti keputusan orang lain yang dianggap memiliki kemampuan dan pengetahuan yang lebih baik daripada mereka. Alhasil karena mereka hanya mengikuti keputusan orang lain tanpa mengetahui alasan yang tepat, bukan keuntungan yang menghampiri, tetapi kerugian. Keputusan yang tidak didasari oleh analisis, informasi, dan penalaran yang logis merupakan sebuah bentuk spekulasi. Jadi, jangan salahkan orang lain jika Anda memperoleh kerugian!

Rekomendasi saham merupakan bentuk saran atau opini yang dikeluarkan oleh analis keuangan. Umumnya, rekomendasi dapat ditemui pada grup whatsapp sekuritas, televisi, media cetak, dan forum saham. Apakah rekomendasi saham selalu salah? Tidak. Ada kalanya rekomendasi saham tepat sehingga nasabahnya, dalam hal ini trader dan investor, memperoleh keuntungan. Tentu saja sangat menyenangkan memperoleh rekomendasi yang tepat. Namun, seperti yang telah penulis sebutkan sebelumnya, rekomendasi saham tak selamanya tepat. Biasanya analis memberi rekomendasi beli, tetapi lupa memberi rekomendasi jual. Banyak investor atau trader yang ‘nyangkut’ karena hal tersebut. Para analis, entah sengaja atau tidak, mengabaikan para nasabah mereka.

Buka Rekening Saham: bit.ly/rekeningsaham

Saya Harus Apa?

Ketika investor atau trader merasa melakukan kesalahan, hal pertama yang harus dilakukan yaitu mengakui kesalahan. Yep, mengakui kesalahan merupakan langkah pertama yang wajib dilakukan. Dengan begitu, kita merasa bahwa diri ini masih perlu belajar dan masih butuh ilmu dan pengalaman. Langkah kedua yaitu mengintrospeksi diri dan mengevaluasi keputusan yang dibuat. Instrospeksi diri dan evaluasi keputusan penting dilakukan bagi setiap investor dan trader. Proses tersebut diharapkan membuat investor atau trader mampu menemukan faktor-faktor kesalahan dalam berinvestasi sehingga dapat diperbaiki dikemudian hari. Langkah terakhir, ambil tindakan. Jika investor atau trader sudah mengakui kesalahan, instrospeksi diri, dan mengevaluasi keputusan, maka langkah selanjutnya yaitu memotong kerugian atau cut loss saham yang salah beli.

Cut loss bagi penulis merupakan langkah terakhir dan terbaik. Sebab, dengan melakukan cut loss kita dapat memotong unrealized loss agar tak terlalu dalam, kemudian menggunakan uang hasil penjualan untuk membeli saham lain. Sebaiknya cut loss semua saham yang salah beli tadi tanpa terkecuali. Namun bagi sebagian investor atau trader terasa berat saat cut loss, kalau begitu bisa cut loss minimal 50% dari total kerugian. Saran penulis, jangan merasa eman-eman ketika kita ingin cut loss. Kalau kita tetap hold saham yang salah beli tadi, saham tersebut bisa saja turun dan tak pernah naik lagi. Bahkan, bisa mengalami kejadian yang lebih berat seperti suspensi, delisting, dan pailit. Pesan penulis, jangan takut salah dalam berinvestasi. Sebab, investasi saham seperti sebuah pembelanjaran. Ada kalanya kita benar atau salah. Dalam hidup, tantangannya adalah mengetahui apa langkah selanjutnya. Anggap kerugian yang terjadi sebagai ‘biaya belajar’. Semua investor dan trader hebat pasti pernah mengalami kerugian investasi akibat kesalahan yang mereka lakukan. So, never give up and believe in yourself!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *