Investasi Obligasi Pemerintah Bagi Milenial, Menarik kah?

Apa yang rekan-rekan bayangkan ketika pertama kali membaca judul artikel di atas? Bagi rekan-rekan yang berasal dari jurusan ekonomi, mestinya sudah paham tentang obligasi. Namun bagi yang tidak, mungkin hanya tahu nama tanpa mengerti pengertian dan cara kerja obligasi. Penulis coba jabarkan pengertian dan cara kerja obligasi dengan bahasa yang mudah dipahami terlebih investasi obligasi pemerintah. Obligasi adalah surat berharga yang berupa bukti penyertaan utang kepada penerbit obligasi. Berdasarkan pengertian tersebut, obligasi ialah bersifat utang, bukan ekuitas seperti saham.

Nah, berdasarkan sisi penerbit/issuer obligasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu obligasi pemerintah dan obligasi korporasi. Di Indonesia, yang berwenang sebagai penerbit obligasi ialah Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atau biasa disingkat DJPPR Kemenkeu. Sedangkan, korporasi yang menerbitkan obligasi yaitu BUMN, BUMN, atau swasta. Imbal hasil/return yang akan diperoleh oleh investor obligasi/bondholder yaitu coupon payment, pembayaran bunga sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan. Penulis tidak akan mengulas obligasi korporasi lebih jauh, karena fokus artikel ini hanya pada obligasi pemerintah/government bond.

Apa yang menyebabkan obligasi pemerintah patut dilirik sebagai instrumen investasi, terkhusus bagi generasi milenial? Padahal, saat ini, instrumen investasi kian variatif. Sejak pandemi corona mulai merebak pada akhir tahun 2019 hingga kini, kegiatan trading dan investasi pada beberapa instrumen menjadi tren di masyarakat, terutama bagi generasi milenial. Saham dan cryptocurrency, menjadi dua instrumen yang paling diminati oleh milenial sebagai investasi atau komoditas trading. Memang, kedua instrumen tersebut menawarkan gain yang menarik jika dibeli dan dijual pada saat yang tepat.

Belum punya rekening saham? Link: 

Akan tetapi, tidak semua orang memiliki kecerdasan dan mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas trading. Tercatat pada tahun 2020, cukup banyak pelaku pasar saham yang nyangkut pada suatu atau beberapa saham. Sayangnya, keputusan mereka tidak didasari oleh analisis yang matang. Namun, pada aksi spekulasi yang berujung pada penyesalan. Penyesalan ini dapat menimbulkan trauma psikologis seseorang untuk berinvestasi pada instrumen keuangan. 

Aman dan Menguntungkan

Seperti yang tertulis sebelumnya, dampak buruk yang timbul dari spekulasi semakin mengkhawatirkan. Aksi ini menyebabkan seseorang dapat kehilangan sejumlah uang dalam waktu yang singkat. Lalu, apakah obligasi pemerintah bersifat sama seperti kedua instrumen di atas? Jawabannya, tidak. Obligasi pemerintah justru menawarkan keamanan dana pokok yang lebih baik timbang instrumen keuangan manapun. Yup, obligasi pemerintah yang diterbitkan oleh DJPPR Kemenkeu, dijamin keamanannya oleh Pemerintah RI.

Tidak seperti saham yang perusahaannya dapat sewaktu-waktu melakukan wanprestasi kepada investor. Obligasi pemerintah hampir mustahil terjadi wanprestasi, sebab pemerintah sepenuhnya menjamin pembayaran bunga dan principal (dana awal) kepada bondholders. Selain itu, jatuh tempo yang ditawarkan pun biasanya tidak terlalu lama. Umumnya, obligasi pemerintah retail yang diterbitkan oleh DJPPR jatuh tempo paling lama yaitu 2 – 3 tahun. Jangka waktu yang tidak terlalu lama, bukan?

Jika bicara return, obligasi pemerintah menawarkan coupon rate yang lebih sedikit daripada obligasi korporasi. Obligasi korporasi bisa menawarkan rate sebesar 9 – 12%, angka yang cukup jauh jika dibandingkan dengan rate obligasi pemerintah sebesar 5.5 – 9%. Memang, semakin besar rate, maka semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh. Akan tetapi, obligasi korporasi memiliki default risk (risiko gagal bayar) yang patut diperhatikan oleh para calon investor. Default risk merupakan risiko inheren yang ada pada obligasi korporasi dan tidak bisa dipisahkan. Risiko tersebut berkaitan dengan operasi bisnis, kondisi ekonomi, dan posisi keuangan perusahaan. Sudah tentu, obligasi pemerintah yang bebas default risk, menjadi lebih unggul daripada obligasi korporasi.

Cara Kerja Obligasi Pemerintah

Berbeda dengan saham yang dapat diperdagangkan setiap hari, obligasi pemerintah tidak ditawarkan setiap hari, namun terjadwal. Yup, calon investor yang ingin membeli obligasi pemerintah harus mengetahui tanggal penerbitan setiap obligasi. Periode penawaran pun biasanya berkisar antara dua minggu. Jangan sampai terlewat, sebab jika terlewat dari periode penawaran, maka calon investor tidak dapat membeli obligasi. Berikut adalah jadwal penawaran obligasi dan sukuk pemerintah pada tahun 2021. Hampir lupa, obligasi ada yang bersifat syariah yaitu sukuk. Sukuk pemerintah sudah memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

Principal bagi pembelian obligasi pemerintah juga cukup terjangkau bagi masyarakat. Nominal minimum pembelian sebesar Rp 1 juta. Cukup terjangkau, kan? Dibanding rekan-rekan harus berspekulasi pada saham atau cryptocurrency. Dana 1 juta rupiah tersebut akan dikembalikan kepada investor pada saat jatuh tempo. Jadi, investor akan memperoleh coupon/bunga selama periode obligasi plus pembayaran principal pada saat jatuh tempo.

Bagaimana cara memulai investasi obligasi pemerintah? Rekan-rekan dapat bertransaksi melalui bank, sekuritas, atau online platform yang telah menjadi rekan DJPPR. Rekan-rekan dapat mengunjungi instagram DJPPR untuk mengetahui pihak-pihak yang telah ditunjuk sebagai mitra distribusi obligasi. Penulis pun membeli ORI019 melalui salah satu online platform. Seluruh prosedur dilakukan by online, yang memudahkan calon investor membuka akun pada online platform dan bank kustodian. Bank kustodian merupakan pihak berwenang yang menyimpan efek/surat berharga.

Investasi Tepat Bagi Semua Kalangan

Investasi ini cocok bagi orang-orang yang ingin mendiversifikasi portofolio investasi, orang-orang yang sibuk dan tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan riset investasi, mahasiswa, pensiunan, dan orang-orang yang ingin berinvestasi namun, juga ingin terbebas dari rasa khawatir dan was-was terhadap nilai investasi mereka. Obligasi pemerintah cocok bagi kalangan tersebut. Keputusan kembali diberikan kepada para investor. Penulis di sini hanya memberikan sudut pandang sesuai pengetahuan dan pengalaman yang terbatas. Jangan jadikan artikel ini sebagai acuan pokok dalam mengambil keputusan investasi. Spekulasi terkadang membawa keselamatan, namun tak sedikit yang berujung pada petaka.

“The journey of ten thousand miles begin with a single step.”

– Lao Tzu –

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *