Halo, gimana kabar kamu? Baik-baik aja kan? Belum bosan belajar sahamkan? Hehe mimin masih punya beberapa materi yang bisa kamu pelajari. Materi yang akan mimin bahas ialah cara menggunakan indikator moving average (MA). Bagi orang awam masih belum paham, tapi kalau sudah pernah terjun di pasar saham pasti nggak asing lagi sama namanya. Sebenarnya mimin pernah bahas sekilas di artikel “Pengertian Analisis Teknikal Saham” (Link), tapi akan diperjelas di sini. Yuk kita bahas.
Pengertian Moving Average
Saat kita bertransaksi saham terlebih trading, pasti kita memerlukan bantuan untuk mengetahui pergerakan harga saham. Bantuan itu kita sebut dengan nama indikator, ada banyak indikator yang dapat kamu pakai. Salah satunya MA, adalah rata-rata pergerakan suatu harga saham dalam rentang waktu tertentu. Misalkan menggunakan MA5 artinya pergerakan harga selama 5 hari akan diambil rata-ratanya. Contoh perhitungannya seperti ini (1000+1050+1015+1045+1070)/5 = 1036. Begitu pula dengan rentang waktu lainnya. MA merupakan indikator lagging dan bereaksi terhadap kejadian yang sudah terjadi.
Ada beberapa jenis MA yang sering digunakan oleh para analis: 1. Simple Moving Average (SMA), paling banyak digunakan oleh pemula karena sudah menjadi default di aplikasi broker dan MA ini paling simpel diantara lainnya; 2. Weighted Moving Average (WMA), tidak banyak yang menggunakan MA jenis ini karena menggunakan bobot harga yang sedikit berbeda dan paling sensitif diantara MA lainnya; 3. Exponential Moving Average (EMA), cukup sering digunakan bahkan mimin memakai MA ini untuk semua analisis karena dapat memberikan toleransi dan meminimalkan pergerakan yang terlalu berfluktuasi.
Cara Menggunakan Indikator Moving Average
Indikator MA dapat digunakan untuk mengetahui arah pergerakan harga saham, apakah sedang uptrend, sideways, atau downtrend. Selain itu MA juga dapat digunakan untuk support & resistance atau bahkan sinyal beli atau jual.

Contoh penggunaan EMA sebagai penentu arah seperti gambar di atas. Saham BRIS berada di atas EMA20 dan EMA100 artinya arah pergerakan harga saham saat ini sedang uptrend.
Belum punya rekening saham? Link:

Contoh lainnya ialah saham UNVR yang saat ini berada di bawah EMA20 dan EMA100, dapat dikatakan harga saham sedang downtrend.

Saham yang sedang sideways ialah ASII saat masih berada didalam kotak merah. Kedua EMA cederung bergerak berhimpitan dan harga saham terus-terusan berada disitu-situ aja.
EMA dapat digunakan sebagai support & resistance jika harga berada di atas EMA20 maka EMA20 dijadikan support, sedangkan saat harga berada di bawah EMA20 maka EMA20 dijadikan sebagai resistance.

EMA digunakan sebagai sinyal beli dan jual. Caranya ketika harga saham golden cross (tembus ke atas) dengan EMA20 maka terjadi sinyal beli, sebaliknya jika harga dead cross (tembus ke bawah) dengan EMA20 dapat diartikan sinyal jual.

Adapula cara lain, yaitu cross antar EMA20 dan EMA100 namun tidak mimin sarankan karena terlalu lama. Kamu bisa menggunakan kombinasi EMA7 dan EMA20 jika ingin lebih cepat.
Sharing Pengalaman Saat Menggunakan Moving Average
Mimin memakai indikator ini setiap kali melakukan analisis dan akan memberikan sedikit tips. Iya sedikit aja, hehe. Menggunakan MA punya banyak kegunaannya, selain yang disebutkan di atas ada juga untuk melakukan pembelian saat harga saham sedang koreksi dengan catatan uptrend. Loh kok bisa min? Gimana caranya?

Perhatikan saham ASII di atas khususnya yang mimin lingkari. Ketika koreksi dan harga turun sampai didekat EMA100 maka bisa buy on weakness, karena saat harga sedang uptrend dan terjadi koreksi kemungkinan untuk rebound lebih tinggi.

Contoh lainnya saham BRIS, mampu rebound saat berada didekat EMA20.

Kemarin mimin sudah menginfokan (link) untuk melakukan akumulasi di saham BJTM saat harga saham masih disekitar EMA20. Dari chart disamping dapat dilihat jika harga sahamnya sedang dijaga dan ternyata benar.
Sudah cukup ya pembahasan mengenai MA, semoga artikel ini bermanfaat. Bantu share ya.
Gabung channel telegram: @kelassaham