Cara Membuat Support dan Resisten

Cara Membuat Support dan Resisten

Ada dua cara yang sering dipakai untuk membuat support dan resisten: (1) Menggunakan satu harga tertentu; (2) Menggunakan area harga seperti 100-102 dan lain sebagainya. Tidak ada yang salah dengan pengambilan harganya, karena pembuatan support dan resisten bersifat obyektif bahkan bisa berbeda satu analis dengan analis lainnya. Kalau mimin sering pakai cara yang kedua, karena mimin memiliki pengalaman kalau hanya menggunakan satu harga tertentu saja akan mudah terkecoh oleh pergerakan harganya dan dapat dijadikan sebagai batas toleransi.

Saat kamu sedang membuat support atau resisten, pilih harga mana saja yang paling sering tersentuh atau harga paling tinggi (resisten) atau rendahnya (support) ada dimana (kalau pakai cara pertama). Jika memakai cara kedua, pilih harga closing tertinggi (resisten) lalu tarik sampai harga tertingginya, untuk support sebaliknya.

support dan resisten saham HOKI

Mimin akan ambil contoh saham HOKI. Gambar di atas sudah mimin buat menggunakan cara kedua yaitu menentukan area harga. “Kenapa min kok tetap pakai area harga?” Coba kamu perhatikan setiap candle memiliki shadow atau ekor. Fungsinya menggunakan area harga agar tidak terkecoh, karena pergerakan harga tidak dapat kita pastikan secara pasti jika hanya menggunakan satu harga saja. Saat kita sudah menentukan support diharga 226, ternyata harga turun hingga 262. Terdapat selisih bukan. Makanya mimin lebih suka menggunakan cara kedua dan juga dapat dijadikan batas toleransi support.

Jika harga masih bergerak disekitar 266-286 maka kotak satu dapat dijadikan area resisten dengan range 286-290 dan kotak dua dijadikan support dengan range 262-266. Apabila kotak dua tertembus kebawah seperti candle tanggal 30/12/20 dan 28/1/21 maka harga akan bergerak ke bawah menuju area support selanjutnya (kotak 3) sehingga kotak dua yang awalnya support menjadi resisten baru. Lain halnya jika kotak satu tertembus ke atas seperti candle tanggal 15/2/21 maka harga akan bergerak lebih tinggi mencari area resisten berikutnya dan kotak satu yang awalnya resisten menjadi support barunya.

Terjadinya False Break

Perlu diingat perubahan yang awalnya support menjadi resisten ataupun sebaliknya perlu dikonfirmasi terlebih dahulu. Ada kalanya terjadi false break, yaitu gagalnya harga menebus sebuah support atau resisten. Yap, kamu nggak salah dengar. Contohnya seperti gambar di bawah.

support saham SMRA

Saham SMRA ada yang mengalami false break saat disekitar support pada candle yang sudah dilingkari. Kedua candle tersebut sempat berada di bawah support dan dapat membuat kita terkecoh bahwa support sudah tertembus turun, namun saat closing ternyata harga dibawa naik di atas support. Hal ini seringkali kita jumpai saat pasar sedang berlangsung, gunanya untuk memaksa kita cut loss. “kok bisa begitu min?” Kebanyakan diantara kita kadang memasang titik cut loss sedikit di bawah support sebagai toleransi sehingga dapat dimanfaatkan oleh market maker untuk memaksa penumpang gelap agar keluar dari saham tersebut atau memang sengaja agar ada yang cut loss.

Support atau resisten yang terkonfirmasi berhasil ditembus ialah jika harga closing berada di bawah support atau di atas resisten. Seperti saham HOKI tanggal 30/12/20 dan 15/2/21.

Sekian artikelnya, semoga bermanfaat ya. Gabung channel telegram: @kelassaham

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *