Kali ini penulis akan menceritakan sebuah kisah pendek tentang seorang trader yang tidak disiplin terhadap trading plan-nya. Kisah ini nyata dan tidak dibuat-buat, nama dari trader ini sengaja penulis samarkan untuk menjaga nama baiknya.

Nama samaran dari trader ini adalah Dian. Dian adalah seorang mahasiswa sekaligus tarder saham yang telah terjun selama 2 tahun. Dia mengenal dunia Pasar Modal di mulai ketika masih mahasiswa baru atau lebih tepatnya baru semester 3 dengan mengikuti edukasi yang diadakan oleh salah satu sekuritas di Indonesia.
Namanya juga masih mahasiswa, modal yang digunakan berasal dari orang tuanya. Tunggu dulu, bukan uang SPP kuliah loh ya tapi uang dingin yang memang digunakan untuk membuka akun saham.
Setelah berjalan beberapa bulan akhirnya Dian memantapkan hatinya untuk menjadi seorang trader saham. Singkat cerita, trading saham yang dilakukan olehnya cukup bagus dan mendapatkan keuntungan. Keuntungan dari trading tersebut ia gunakan untuk membeli apa yang dia ingin kan. Tidak hanya membeli barang saja namun untuk liburan ke salah satu destinasi wisata yang ada di pulau Jawa.
Ia sangat senang karena trading yang dilakukan cukup bagus dan baik. Performa trading-nya cukup bagus karena didukung oleh kondisi pasar yang sama bagusnya. Namun, hal yang tidak ia sadari datang menghampirinya dan merubah kesenangan menjadi kesedihan.

Pengalaman ini terjadi beberapa bulan terakhir sebelum artikel ini dibuat. Di waktu yang senggang, Dian dan penulis mendiskusikan sesuatu tentang Pasar Modal, namun penulis merasa ada yang berbeda dengan Dian. Setelah ditanya, Dian pun bercerita jika beberapa bulan terakhir ini trading-nya tidak sebagus yang ia harapkan, bahkan hingga minus dua digit dari modalnya.
Penulis: “Ini hanya perasaanku aja atau memang kamu lagi beda?’
Dian: “Ah perasaanmu aja kali, aku normal-normal aja.”
Penulis: “Cerita aja kalau mau cerita. Nggak usah sok senang deh, kita temenan juga dah lama jadi santai aja”.
Dian: “Jadi gini, beberapa bulan terakhir ini trading ku kacau bahkan modalku sampai minus dua digit. Aku lagi down, rasanya pengen menghindar dulu dari Pasar Modal.”
Penulis: “Kenapa bisa gitu? Bukannya tahun kemarin trading mu itu bagus.”
Dian: “Tahun kemarin memang bagus dan aku suka kondisinya. Tapi entah kenapa aku jadi nggak disiplin dengan trading plan ku sendiri. Masuk ke saham A misalkan, ya tinggal masuk nggak analisa secara mendalam dulu. Aku sadar kalo ini tuh nggak bagus, bahkan sampai sekarang aku nyangkut di salah satu saham IPO karna aku beli ketika turun drastis. Nangkap pisau jatuhlah.”
Penulis: “Tumben kamu seperti ini?”
Dian: “Iya, karna aku merasa bisa dan mampu di Pasar Modal. Tapi ternyata enggak, malah kebalikannya. Dapat pengalaman pahit yang nggak bisa aku lupain. Ada satu hal yang aku sadari dari pengalaman ini.”
Penulis: “Apa tuh?”